Sabtu, 18 Mei 2013

Paskhas Akan Dapat OERLIKON 35 mm, Denhanud disiapkan

Paskhas akan pasang OERLIKON 35 mm di Yogyakarta, Makassar, Pontianak dan Jakarta, Denhanud disiapkan. 

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSTBHJyHOn3Yy867gGpgvqcYkOlo4Io60ppN7gKG5rzCD7v0E1D
 Oerlikon 35 mm
TNI Angkatan Udara (AU) pada tahun ini akan menambah alat utama sistem persenjataan (Alutsita) di pangkalan udara (Lanud) Adisutjipto, yaiki peluru kendali (rudal) penangkis serangan udara Oerlikon. Untuk kepentingan tersebut, saat TNI AU sedang mempersiapkan fasilitas dan sumber daya manusia (SDM), yang akan mengawaki alutsista itu.

Komandan Wing II Paskhas Kol Psk Budi Sumarsono mengatakan untuk penyiapan sarana dan prasarana akan dilaksanakan mulai Agustus, sedangkan untuk kesiapan SDM, saat ini TNI AU telah melatih prajurit Paskhas untuk mengawaki rudal tersebut. Yaitu dengan mengirimkan 300 personil ke negara pembuat rudal Oerlikon Swiss.

“Selain di Yogyakarta, rudal oerlikon juga akan ditempatnya di Jakarta, Pontianak dan Makasar,” ungkap Budi Sumarsono, usai serah terima jabatan (sertijab) komandan kompi (Danki) E BS Paskhas Lanud Adisutjipto dari Kapten Psk Habib Yuwono Prasetya kepada Kapten Psk Zaharudin di halaman Mako Paskhas setempat.


Selain untuk mengawaki alutsista, karena pada tahun 2013 akan ada pengembangan detasmen pertahanan udara (Denhanud) Paskhas di Lanud Adisutjipto. Sehingga dengan adanya organisasi baru tersebut, maka prajurit Paskhas akan dibekali ilmu, yang sesuai dengan spesifikasinya masing-masing.

“Misalnya untuk Denhanud ini, nantinya khusus mengawaki alutsista, begitu juga spesifikasi Paskhas lainnya, seperti kompi Matra, PPRC dan lainnya,” terangnya.

Menurut Budi langkah tersebut juga sebagai bentuk profesionalisme prajurit Paskhas dalam menjalankan tugasnya, minimal memiliki kualifikasi para komando (parako) guna melaksanakan tugas secara profesional tersebut. Termasuk untuk mengawaki alutsista yang sudah ada maupun yang akan datang.

diposkan sulupakedonker (Kaskuser)

 Video Skyshield 35 mm 


  Kaskus  

Kunjungan Resmi Dankoharmatau untuk Mengamati Perkembangan Perbaikan C130H

01 Dankoharmatau Visit 2013AUSTRALIA – Selama periode 8 hingga 10 Mei 2013, Marsda TNI Sumarno selaku Komandan Pemeliharaan dan Materil Angkatan Udara (Dankoharmatau) melakukan kunjungan kerja ke Markas Angkatan Udara Australia di Richmond dan Markas Angkatan Udara Australia di Williamtown, New South Wales, Australia.

Kunjungan tersebut dilakukan sebagai bagian dari pengembangan hubungan antar TNI-AU dan Royal Australian Air Force (RAAF) di bidang pemeliharaan dan keselamatan penerbangan.

Pada tanggal 8 Mei 2013, Marsda TNI Sumarno bertemu dengan staf teknik dan logistik yang telah mendukung program C130H untuk RAAF. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memberikan paparan kepada Dankoharmatau tentang sistem pendukung untuk empat pesawat C130H yang akan dipindahkan dari pihak Australia ke pihak Indonesia.

Paparan tersebut juga termasuk memberikan informasi tentang pelaksanaan perbaikan yang dilakukan pada pesawat sebelum diserahkan kepada Indonesia.

Setibanya di RAAF Richmond, Marsda TNI Sumarno disambut oleh Commander Air Lift Group, Marsma Gary Martin. Selama pertemuan mereka, Marsma Martin memberikan paparan singkat kepada Marsda TNI Sumarno tentang sejarah armada C130H dalam melaksanakan tugasnya untuk Australia dan berbicara secara mendalam tentang peran penting pesawat tersebut selama bermain dalam operasi di seluruh dunia dan juga dalam hubungan bilateral antara Australia dan Indonesia.

Marsda TNI Sumarno melakukan tur ke hangar di mana armada C130H sedang dalam proses diperbaharui oleh Qantas Defence Services (QDS) sebelum dialihkan kepada pihak TNI-AU. Beliau ditunjukkan pesawat pertama yang telah dipersiapkan untuk Indonesia yang telah diberikan tanda Angkatan Udara Republik Indonesia.

Beliau terkesan dengan kondisi pesawat tersebut dan pesawat lainnya yang akan diperbaiki oleh QDS pada masa depan. Diharapkan bahwa pesawat pertama dapat siap dikirim ke Indonesia pada akhir Juli 2013 dan pesawat terakhir akan diserahkan sebelum Oktober 2014.

Marsda TNI Sumarno mengatakan bahwa ia sangat tertarik untuk lebih mengembangkan dan memperkuat hubungan antara Koharmatau, Angkatan Udara Australia dan QDS untuk menjamin pengiriman semua empat pesawat akan siap sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan telah sesuai dengan praktek terbaik dunia untuk kelayakan udara dan keselamatan penerbangan.

Pada 09-10 Mei, Dankoharmatau melakukan kunjungan lebih lanjut di RAAF Richmond dan RAAF Williamtown untuk mengamati proyek perbaikan hangar di sejumlah markas yang dapat digunakan sebagai contoh untuk proses perbaikan hangar yang sedang dilakukan di Lanud Husein Sastranegara, Bandung, yang di sponsori oleh Australia-Indonesia aviation safety joint working group. Kunjungan tersebut dilakukan pada sejumlah hangar pemeliharaan untuk pesawat C130, F/A-18 dan Hawk 100 termasuk fasilitas untuk mengecat pesawat.

  Ikahan  

Latgab 2013 : TNI Hujankan Ratusan Peluru Artileri Medan ke Benteng Pertahanan Musuh

Para prajurit Batalyon Armed 12/105 yang tergabung dalam Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2013 menghujankan ratusan peluru Artileri Medan berkaliber 105 Mm, ke benteng pertahanan musuh yang telah mencengkeram wilayah Kaubun, Kabupaten Kutai Timur, Jumat (17/5).

Menurut Komandan Batalyon Artileri Medan 12/105 Letkol Arm Putranto Gatoto, S.H., pihaknya terpaksa membombardir wilayah Kaubun, karena di wilayah tersebut telah terdeteksi adanya Artileri Medan musuh yang telah berupaya untuk menggagalkan pasukan TNI lainnya yang tergabung dalam Komando Tugas Darat Gabungan (Kogasratgab) dalam melaksanakan siaga fajar.

Berikut ini percaturan Kogasratgab dalam melancarkan siaga fajar serta skenario penembakan dengan menggunakan 6 pucuk senjata berat berkaliber 105 Mm tersebut.

Batalyon Tim Pertempuran (BTP) 509 bergerak menuju Titik Berkumpul (TB) Serangan Permukiman (Sermukim) Garis Taraf (GT) 2 di Karvak 9313.


Kegiatan bekal ulang kepada satuan manuver dilakukan di GT 1 poros kanan yakni BTP 515 dan Kompi Mekanis di Karvak 9709. Sementara itu Yonif 1 Marinir bergerak ke Daerah Persiapan (DP) Aju.

Dari udara, Bantuan Tembakan Udara (BTU) 4 pesawat Hawk dengan 8 bom jenis MK-82 menembak sasaran Meriam 105 musuh selama 10 menit di kordinat 86778-15788 dan 87043-15153.

Untuk melindungi satuan manuver dalam melaksanakan konsolidasi, Batalyon Armed 12/105 pimpinan alumnus Akmil 1996 tersebut memberikan bantuan tembakan 90 butir peluru yang terdiri dari 12 butir White Phospor (WP) dan 27 butir High Exclusive (HE) ke arah sasaran di kordinat 87402-15370.

TNI Hujankan Ratusan Peluru Artileri Medan ke Benteng Pertahanan Musuh

Setelah BTP 509 tiba di TB Sermukim dan Yonif 1 Marinir melaksanakan konsolidasi tindakan taktis administrasi di DP aju serta Kompi Mekanis bergerak menuju TB Sermukim BTP 509, selanjutnya BTP 509, Yonif 1 Marinir, dan Kompi Mekanis melaksanakan pengintaian di sasaran Sermukim.

Sementara itu, pada malam harinya, Kompi C Yonif 1 Marinir terus melaksanakan Pendaratan Kusus (Ratsus) untuk merebut sasaran di pulau Senupak.

Seluruh kejadian tersebut merupakan bagian dari drama perang-perangan TNI yang bertajuk Latgab TNI 2013, yang digelar di-4 tempat, yakni di Asembagus, Situbondo, Jatim, di Sangatta, Kutai Timur, Kaltim, di Tarakan, Kalimantan Utara, dan di Bima, NTB. Selain itu, untuk latihan perang laut juga telah dihelat di laut Jawa maupun di laut Sulawesi.

  TNI  

Latgab 2013 : TNI Obrak Abrik GPK di Pelabuhan Bima

Berawal dari kekuatan musuh berjumlah 1 Kompi dengan jumlah personil 1 Batalyon terdiri dari 1 Kompi minus GPK (Gerakan Pengacau Keamanan) diperkuat telah menduduki wilayah Bima, maka TNI dari Batalyon Infanteri Marinir-7 Brigif 3 Mar Lampung, dipimpin Letkol (Mar) Agus Setya Warman (Danyonif), mengobrak abrik dan melakukan Pendaratan Khusus (Ratsus) Amfibi, di pinggiran pantai Kedo, Lawata, dalam rangka perebutan Pelabuhan dan kantor PT. Pertamina Bima NTB, Jumat dini hari (17/5).

Musuh dengan disposisi dan komposisi Komando Kompi dengan satu Peleton diperkuat MO (Mortir) 60 menduduki Pelabuhan Bima dan sekitarnya serta gudang perbekalan. Kemudian satu Peleton minus diperkuat dua pucuk MO-60 GBNM (Gerakan Bersenjata Nusa Merdeka) menduduki Pertamina di Teluk Lawata Bima.

Musuh satu Peleton dengan dua pucuk SMS (Senjata Mesin Sedang) juga menduduki SMK Jatiwangi, satu regu dengan 2 pucuk SMS sedang menjaga gudang amunisi di Kampung Surilampe dan satu Regu berikutnya menduduki kampung Rontu Bima.

TNI Obrak Abrik GPK di Pelabuhan Bima

Melihat situasi sudah tidak kondusif TNI berkekuatan 284 personil terdiri dari 270 prajurit Marinir dan 14 Taifib (Pengintaian Amfibi) segera mengambil langkah untuk kembali merebut sasaran Pelabuhan dan Pertamina yang telah dikuasai musuh tersebut.

Satu Batalyon Tim Pendarat (BTP) Pasukan Pendarat (Pasrat) dengan menggunakan 3 (tiga) KRI yakni 2 KRI jenis Frosch dan satu KRI jenis Parchim yaitu KRI Teluk Sangkurilang, KRI Teluk Gilimanuk, dan KRI Teuku Umar.

Pukul 02.00 satu demi satu prajurit TNI melakukan renang rintis sampai ke bibir pantai, kemudian memberikan tanda taktis agar prajurit lain menyusul. Prajurit yang lain menyusul menggunakan perahu karet (LCR) kemudian melaksanakan pendaratan Amfibi memakai teknik Ratsus dengan 21 perahu karet kemudian melaksanakan serbuan ke Pelabuhan dan Pertamina.

Pasrat akan bergerak dengan kerahasiaan tinggi dan merebut sasaran satu demi satu yang pada akhirnya Pasrat akan menduduki dan menguasai Kota Bima Komplek selama 2 hari dari tanggal 17 sampai 18 Mei 2013.

  TNI  

Presiden Apresiasi Kemenangan TNI AD di AASAM 2013

 Kontingen TNI AD di AASAM 2013 (Waode)
Jakarta - Presiden Susilo Yudhoyono memberikan selamat dan menyatakan kebanggannya terhadap anggota kontingen TNI AD yang memenangi perlombaan menembak Australian Army Skills at Arms Meeting (AASAM) dengan meraih 17 medali emas.

"Setelah sukses raih emas Olimpiade Fisika, Indonesia kembali menunjukan prestasi di kalangan militer 17 negara Asia Pasifik & Eropa," hal ini diungkapkan Yudhoyono dalam akun twitter-nya yang diunggah Sabtu.

"Kontingen TNI AD dengan gemilang menang lomba tembak AASAM di Australia, raih 17 medali emas. Selamat. Saya Bangga," kata dia, dalam kicauan berikutnya.

Presiden selanjutnya mengatakan Indonesia bangga, prajurit TNI dengan senjata buatan PT Pindad sering memenangkan perlombaan menembak melawan tentara negara lainnya.


(Waode)

Presiden kemudian memberikan pesan agar terus berlatih dan mempersiapkan diri dengan baik.

"Mau jadi juara dalam pertandingan? siapkan diri baik-baik & berlatihlah dengan keras. Tidak ada jalan yg lunak," kata Yudhoyono.


  Antara  

BUMN Pembuat Pesawat Ini Kebanjiran Pesanan dari TNI

 CN235 TNI AL (Kenyot10)
Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) selaku BUMN produsen pesawat yang mempunyai pabrik di Bandung mulai bangkit. BUMN ini kebanjiran pesanan dari TNI.

"Keberadaan PTDI hendaknya menjadi kebanggaan dan sekaligus andalan bagi kepentingan pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selama lebih dari 36 tahun PTDI memiliki komitmen secara maksimal mendukung alutsista (alat utama sistem persenjataan) dalam negeri," kata Direktur Uama PTDI Budi Santoso dalam siaran pers, Jumat (17/5/2013).

Tahun lalu, PTDI berhasil mendapatkan kontrak pembelian pesawat dan helikopter Rp 7,9 triliun. BUMN ini selalu berkomitmen untuk memenuhi pesanan sesuai jadwal.

Saat ini, pesawat andalan PTDI adalah CN295 yang selalu menjadi langganan TNI Angkatan Udara. Selama ini pesawat tersebut telah dipesan sebanyak 9 unit. Tahun lalu 2 unit CN295 telah diserahkan kepada TNI AU, dan 2015 mendatang akan diserahkan 2 unit lagi.

Kemudian pesawat CN235 PATMAR buatan PTDI juga telah diserahkan kepada TNI AL sebanyak 3 unit pada tahun ini. Sementara pesawat NC 212-200 telah diserahkan juga tahun ini kepada TNI AU.

PTDI menyadari kekuatan alutsista Indonesia 50 tahun lalu sangat disegani di kawasan Asia Tenggara. Kini saatnya kekuatan dirgantara Indonesia bangkit kembali dan bagi PTDI ini merupakan peluang besar untuk menunjukkan hasil karya anak bangsa dalam melengkapi alut sista dalam negeri.

Selain pesawat, PTDI juga mendapat banyak pesanan helikopter dari TNI. Di 2012 lalu, PTDI telah menyerahkan 4 unit helikopter jenis Bell 412 EP kepada TNI AD dan 3 unit untuk TNI AL. Sementara di tahun ini, telah diserahkan 6 unit helikopter tersebut kepada TNI AD, dan akan menyusul 1 unit lagi.

Di 2013-2014, PTDI telah mendapatkan pesanan 16 unit helikopter dari TNI AD.

BUMN ini juga memproduksi helikopter jenis Super Puma NAS 332 yang tahun ini sudah diserahkan 1 unit kepada TNI AU dan 1 unit lagi di tahun depan.

Untuk helikopter jenis Cougar 725, PTDI mendapat pesanan 2 unit di 2014, dan 4 unit di 2015.

Semua pesawat yang diserahkan ke Kementerian Pertahanan/TNI PTDI menjamin kelaikan terbangnya sesuai dengan persyaratan pengguna dan regulasi pemerintah untuk pesawat militer (IMAA).(dnl/hen)

  detikFinance  

[Foto] Aksi Pasukan Kostrad Jinakkan Ranjau

Pasukan gabungan TNI kembali melancarkan serangan lanjutan untuk merebut kembali wilayah yang diduduki musuh Sonora.

Pasukan Yonif-509 Kostrad menarik kabel untuk peledakan ranjau yang dipasang musuh aliansi Sonora dan Gerakan Sumpit Merdeka (GSM) di wilayah Kaliorang, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Jumat (17/5).

Pasukan Kostrad membuat barisan formasi taktis gerak pasukan infanteri menyerbu wilayah musuh aliansi Sonora.

Tank TNI melakukan penyamaran dengan dedaunan untuk bersembunyi dan mengelabui musuh.

Aksi pasukan Kostrad menyerbu wilayah musuh aliansi Sonora dan Gerakan Sumpit Merdeka (GSM) di Kaliorang, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Jumat (17/5).

http://sphotos-b.xx.fbcdn.net/hphotos-prn2/p480x480/970867_546496075391475_1628547700_n.jpg
Aksi pasukan Kostrad mencari dan menjinakkan ranjau.

  Merdeka  

Latgab 2013 : Pasukan Linud TNI Rebut Bandara Bima

Pasukan Linud TNI Rebut Bandara Bima BIMA - Bandar udara Salahuddin, Bima dikuasai pasukan merah. Sebelumnya, mereka menguasai pelabuhan dan depo Pertamina.

Karena jumlahnya banyak, harus diatasi dengan jumlah banyak juga. Ini terjadi dalam skenario Latgab TNI 2013.

Untuk mengatasi pasukan merah, diterjunkan 421 pasukan penerjun Lintas Udara (Linud). Namun, sebelumnya, untuk melindungi para penerjun, wilayah itu "dibersihkan" dahulu.

Sebelumnya, ada kelompok depan yang diterjunkan diam-diam. Mereka bertugas mengumpulkan informasi, termasuk soal kekuatan personal dan persenjataan lawan.

Setelah informasi lengkap, tiga pesawat Super Tucano masing-masing membawa empat bom MK82 untuk membersihkan wilayah pendaratan pasukan terjun.

Pembersihan ini juga untuk menjatuhkan moril pasukan lawan. Dalam pemboman dan penerjuan ini, ada dua pesawat tempur Sukhoi yang dikerahkan untuk mengamankan udara.

Pembersihan ini dilakukan Jumat (17/5) lalu.

Direktur Latgab TNI Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Marsdya TNI Boy Syahril Qamar yang sedang meninjau Latgab mengatakan, penerjunan hari Jumat ditunda menjadi Sabtu (18/5) karena faktor cuaca yang tidak memungkinkan.

Hari Sabtu (19/5), setelah penerjunan, pasukan Linud berjalan kaki menuju ke Bandara Salahudin. Mereka bertugas merebut kembali bandara.

  Kompas  

Latgab 2013 : Pasukan Darat Gabungan Bergerak Rebut Wilayah Musuh di Kaltim

Pasukan darat gabungan TNI kembali melancarkan serangan lanjutan untuk merebut kembali wilayah yang diduduki musuh aliansi Sonora dan Gerakan Sumpit Merdeka (GSM) di Kaliorang, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Jumat (17/5).

Pasukan Yonif-509 Kostrad yang berada di poros kiri serangan beberapa kali melakukan kontak tembak dengan musuh, namun dengan perkuatan dan bantuan tembakan dari manuver Tank Scorpion Yonkav-8 Kostrad yang bergerak di depan pasukan, serangan yang dilancarkan berhasil memukul mundur posisi musuh sehingga pasukan Yonif-509 Kostrad semakin leluasa bergerak dan melancarkan serangan. Di sela-sela serangan, satu Baterai dari Yonarmed-12 Kostrad melakukan Sling Load dua pucuk Meriam 105 mm, kemudian turut memberikan bantuan tembakan guna memperlancar gerak maju pasukan.


Para prajurit Batalyon Armed 12/105 yang tergabung dalam Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2013 menghujankan ratusan peluru artileri medan berkaliber 105 mm, ke benteng pertahanan musuh yang telah mencengkeram wilayah Kaubun, Kabupaten Kutai Timur, Jumat (17/5/2013).

Sementara pasukan penyerang lain, yaitu Yonif-515 Kostrad dan satu kompi Yonif Mekanis-202 Dam Jaya yang berada di poros tengah serangan, melancarkan serangan ke pemukiman yang diduga menjadi tempat persembunyian pasukan musuh. Sedangkan pasukan yang berada di poros kanan serangan, yaitu pasukan Batalyon Marinir TNI AL dan pasukan BKO Yonif Linud-501 Kostrad berhasil menguasai jembatan yang merupakan jalur gerak maju pasukan dan bersiap untuk melancarkan serangan.

Serangan gencar yang dilakukan pasukan darat gabungan TNI membuat posisi pasukan musuh semakin terdesak dan kocar-kacir, beberapa tentara musuh aliansi Sonora dan Gerakan Sumpit Merdeka (GSM) berhasil ditangkap dan ditawan, sebagian lagi menyerah. Tawanan ini kemudian dijemput oleh satuan Penerbad, kemudian diserahkan ke satuan Polisi Militer untuk proses lebih lanjut.

  Kostrad  

Komunitas Militer Berperan Redam Konflik

JAKARTA - Komunitas militer di seluruh dunia berperan besar dalam meredam konflik di wilayah-wilayah rawan konflik. Komunitas militer dapat bekerja sama dengan para pembuat kebijakan politik masing-masing negara untuk meredam konflik.

"Namun, keterlibatan komunitas militer belum tentu pada tataran win-win solution seperti yang diharapkan pihak bertikai," kata Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono saat menutup Sidang Umum dan Kongres Dewan Olahraga Militer Internasional atau Conseile International du Sport Militaire (CISM) Ke-68, di Jakarta, Kamis (16/5).

Melalui kegiatan seperti CISM, para petinggi militer dan pembuat kebijakan publik di negara mana pun akan memperoleh wawasan positif yang akan mendorong mereka berpikir bahwa perang atau konflik itu hanya akan merugikan kehidupan manusia. Panglima berharap perdamaian dan persahabatan di dunia terus dibangun untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. "Itulah sebenarnya sasaran utama CISM," ujar dia.

Pada kesempatan tersebut, Agus menyampaikan apresiasinya atas penganugerahan tanda kehormatan CISM berupa The Order Merit of Grand Officer of CISM. "Penganugerahan ini tentu akan lebih mendorong diri saya untuk terus meningkatkan peran dan fungsi CISM Indonesia ke tingkat yang lebih baik sehingga dapat memberikan andil lebih besar pada kawasan serta dunia internasional, sekali lagi melalui kegiatan olahraga militer," jelasnya.

Agus menyampaikan terima kasih kepada Sekretariat Gabungan (Setgab) CISM serta personil pendukung lainnya sebab Setgab CISM telah bekerja keras dalam perencanaan, penyiapan serta penyelenggaran kegiatan Sidang Umum dan Kongres CISM ke 68 tahun ini. "Kerja keras tersebut telah menoreh tinta emas keberhasilan pelaksanaan CISM tahun ini di Indonesia," tuturnya.

Kongres ke-68 CISM bertemakan "Persahabatan Melalui Olahraga" ini digelar untuk merumuskan dan menetapkan rencana strategis dan program tahunan, serta empat tahunan. Kini, CISM menjadi wadah pertemuan dan persahabatan angkatan bersenjata dari 133 negara anggota, termasuk TNI yang pada 14 April 2010 telah dikukuhkan menjadi anggota ke 133 CSIM.[nsf/P-3]

  Koran Jakarta  

PT LEN, Gali Potensi di Bidang Komersial (2)

Wimax, yang dikembangkan PT LEN (alutsista.blogspot.com)
Wimax PT LEN (alutsista
Perubahan taktik peperangan dari perang konvensional menggunakan senjata api, menjadi perang non-konvensional yang mengutamakan perangkat elekronik canggih tidak dapat dihindari. Taktik perangnya pun berubah, tidak lagi harus saling berhadap-hadapan secara langsung dengan musuh, melainkan cukup dengan penginderaan jarak jauh dan mengirimkan pesan singkat kepada markas, apakah ancaman akan ditindaklanjuti atau tidak.

Untuk itulah peralatan elektronik seperti radar dan alat komunikasi menjadi hal yang tidak bisa ditawar lagi keberadaannya, di setiap instansi militer dalam menjalankan operasi militernya. Menurut Direktur Eksekutif Institute of Defense, Securities and Peace Studies (IDSPS), Mufti Makarim, kebutuhan elektronik di kalangan militer mencapai 60 hingga 70 persen dari total perangkat persenjataan. Persenjataan konvensional, baru akan digunakan pada lapisan ketiga atau keempat.

TNI sebagai garda terdepan ketika terdapat ancaman yang membahayakan negara, tentunya memerlukan berbagai peralatan elektronik, baik itu berupa radar atau pun peralatan komunikasi yang mumpuni. Sehingga TNI siap menghadapi peperangan non-konvensional.

LEN sebagai salah satu BUMN Strategis yang berkecimpung dalam industri pertahanan dalam negeri Indonesia, tentunya memiliki peran penting. Sebagai perusahaan negara yang memiliki kemampuan membuat peralatan militer, khususnya peralatan elekronik, LEN terus berupaya mengembangkan serta menciptakan teknologi yang dapat digunakan oleh TNI dalam menghadapi perang non konvensional.

Namun entah mengapa nama LEN tidak juga beranjak ke permukaan. Padahal jika sesuai dengan rencana SBY mengenai program revitalisasi industri pertahanan dalam negeri, LEN seharusnya menjadi bagian dari program tersebut, dan mulai menerima pesanan berupa alat komunikasi militer untuk personel TNI.

Paradigma Konvensional

Kurang terdengarnya nama LEN di kancah industri pertahanan dalam negeri, tidak dapat disalahkan sepenuhnya kepada BUMNIS ini seluruhnya. Karena perubahan paradigma mengenai peperangan di benak orang Indonesia belum beranjak sepenuhnya dari konsep perang konvensional.

Jika melihat tiga BUMNIS seperti PT. PAL, Pindad dan PT. DI, rata-rata orientasinya lebih kepada pengadaan persenjataan yang bersifat lethal atau mematikan. Maka tidak heran untuk pengembangan elektronik di bidang militer sendiri masih jauh tertinggal.

Padahal jika melihat konteks perang modern, justru mengandalkan segala aspek yang berbau teknologi, mulai dari pengintaian lewat radar, saluran komunikasi juga pemanfaatan teknologi-teknologi untuk mendukung operasi militer di lapangan, yang sifatnya non senjata tetapi memberikan kontribusi signifikan. Disinilah keahlian LEN dibutuhkan.

Selain masih kuatnya paradigma konvensional tentang perang, hal lain yang memperparah adalah adanya pemikiran cupet di kalangan petinggi negeri ini. Banyak yang masih beranggapan bahwa produk dalam negeri selalu terkendala masalah kualitas, harga dan lain sebagainya.

Padahal pengalaman di luar negeri, seperti Siemen, justru menyokong teknologi komunikasi militer Jerman. Hal itu terjadi karena pemerintahnya memberikan dukungan, untuk melakukan berbagai riset, sehingga kualitasnya terus mengalami kemajuan serta ada kepastian bahwa produk dalam negeri akan dibeli pemerintah.

Di Indonesia sendiri, untuk melakukan riset sangat sulit, karena jika tidak ada yang membeli, maka pelaku industri pertahanan akan rugi. Karena riset memerlukan dana besar dan memerlukan jaminan bahwa nantinya investasi dari riset itu bisa diukur, dalam jangka waktu berapa lama akan kembali.

Komersil

Seperti kebanyakan pelaku industri pertahanan dalam negeri, nasib serupa juga menimpa LEN. BUMN Strategis asal Bandung ini mengalihkan sektor produksi ke arah produk sipil bukanlah hal yang aneh. Karena untuk terus hidup, LEN harus mencari penghasilan untuk menutup biaya riset dan produksinya.

Mufti Makarim menuturkan, bahwa dahulu industri pertahanan juga pernah diarahkan untuk tidak hanya berorientasi pada produk pertahanan. Tetapi juga memenuhi kebutuhan teknologi di sektor lain, misalnya teknologi pemindaian yang bisa jauh lebih komersil, sehingga tidak membuat pelaku industri ini tidak melulu bergantung kepada pemerintah.

Hal inilah yang kemudian menjadi acuan berbagai BUMNIS seperti PT. DI yang pernah membuat lapisan anti lengket untuk panci, dan kendaraan yang bisa digunakan di gang sempit, gangcar. Semuanya dilakukan demi untuk bertahan hidup.

Walau tidak seekstrim PT. DI yang keluar dari core perusahaan pembuat pesawat terbang. LEN juga mengalami hal yang sama, hanya saja tetap di bidang elektronik, khususnya telekomunikasi.

Di tahun 2009, BUMN Strategis ini yang sudah membuat lima peralatan militer ini mendapatkan kontrak senilai Rp 700 miliar dalam program pengerjaan perangkat lokal untuk WiMax. Sehingga LEN berani menargetkan mendapatkan pendapatan sebesar 800 miliar hingga 900 miliar rupiah, dengan laba sekitar 80 miliar rupiah.

LEN juga pernah diminta SBY untuk mengembangkan kapasitas solar energy yang dimiliki perusahaan yang telah berumur 45 tahun pada 2010 ini.

Walau sibuk dengan kontrak yang diperoleh dari kalangan sipil, LEN tetap tidak lupa perannya sebagai BUMN Strategis penghasil peralatan militer. Ditahun 2009 juga, LEN mendapatkan penghargaan Anugerah Rintisan Teknologi Industri 2009, atas teknologi Manpack Alkom FISCOR-100.

Ditahun yang sama, LEN juga mulai melakukan pemasangan Sensor Weapon and Control (SEWACO) atau Combat Management System (CMS), di kapal Patroli Cepat milik TNI AL.

Program ini adalah tindak lanjut dari kerjasama Kemristek dengan PT. LEN Industri (Persero) semenjak 1998, yang dibuktikan dengan pemasangan sepuluh unit Multi Function Display (MFD) untuk sonar di sepuluh kapal kelas Parchim.

Jika melihat potensi yang ada, seharusnya LEN bisa menjadi pionir dalam hal membuat peralatan elektronik untuk militer. Tinggal menunggu niat baik pemerintah, apakah tetap konsisten menjalankan kebijakannya atau tidak.

  ● Intelijen  

ToT Changbogo dan Banjir di Arab Saudi

Model Kapal Selam ChangbogoMenteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro tiba tiba menyampaikan kabar mengejutkan terkait kontrak pengadaan tiga kapal selam Changbogo buatan Korea Selatan. Menurut Purnomo Yusgiantoro, Korea Selatan meminta Indonesia tidak terlibat langsung pembuatan kapal selam berbobot 1.500-1.600 ton tersebut, melainkan cukup melihat proses pembuatannya di Galangan Kapal Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering, Korsel.

Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda Rachmad Lubis mengatakan, dalam perjanjian alih teknologi itu, Indonesia meminta perwakilan PT PAL ikut serta dalam perakitan kapal selam. Tapi pihak Korea Selatan tidak setuju. “Mereka meminta Indonesia Learning by seeing atau cukup melihat proses pembuatan saja,” kata Rachmad. Korea beralasan, galangan kapal Daewoo dikejar target pemesanan kapal selam dari sejumlah negara. Mereka khawatir keterlibatan Indonesia dalam perakitan akan mengulur waktu.

Kok jadi begini ?

Dulu, ketika kontrak ditandatangani, Kementerian Pertahanan mengatakan, pembangunan tiga kapal selam menggunakan skema: Kapal selam pertama dibangun di Korea Selatan. Kapal selam kedua juga di Korea Selatan namun bersama dengan PT PAL Indonesia. Adapun kapal selam ketiga digarap di galangan PT PAL Surabaya.

Indonesia rela membeli kapal selam KW 1 U-209, karena ingin mendapatkan transfer teknologi. Jika tidak ada unsur transfer teknologi di dalamnya, tentu Indonesia akan membeli kapal selam yang sudah terbukti handal seperti Kilo / BNV Class buatan Rusia yang dijuluki ”The Ocean Black Hole” karena kesenyapannya. Kapal selam Kilo juga mengangkut rudal Klub S yang memiliki jangkauan tembakan 300 km.

Kapal selam Kilo telah digunakan banyak negara, antara lain: China, India, Iran, Vietnam dan Rumania. Sementara Changbogo, hanya digunakan oleh Korea Selatan. Ketangguhan kapal selam Kilo juga diakui petinggi TNI AL saat itu, dengan mengatakan: “Masak kita tidak ingin membeli kapal selam yang juga bisa melakukan pre-emptive strike, menyerang ke negara musuh, bukan hanya mutar-mutar di halaman rumah sendiri, seperti anjing kampung”.

 Tender Kapal Selam 

Loading Rudal Klub S Ke Kapal Selam Kilo

Dalam tender pengadaan 3 kapal selam waktu lalu, Rusia maju menawarkan kapal selam Kilo Class. Namun opsi pembelian kapal selam Kilo dibatalkan karena tidak ada unsur transfer teknologi, sesuai arahan Presiden SBY dalam pengadaan alutssita.

Di saat yang sama datang Korea Selatan menawarkan kapal selam Changbogo, turunan dari U-209 Jerman dan siap melakukan transfer teknologi.

Di saat-saat terakhir, Turki juga mengajukan penawaran. Turki sangat percaya diri akan menjadi pemenang karena mengantungi lisensi U-209 dari HDW Jerman beserta teknologi AIP-nya. Tapi entah mengapa, Turki pun mental dalam tender ini. Kemungkinan karena dianggap terlambat mengajukan penawaran.

Masyarakat pun bertanya-tanya mengapa Korea Selatan tiba-tiba membatalkan transfer teknologi dari kapal selam itu ?.

Usut punya usut, muncullah pernyataan dari anggota Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin. Menurut Mantan Sekretaris Militer Presiden ini, kapal selam Changbogo Korea Selatan menggunakan teknologi Jerman, di mana Jerman hanya memberikan lisensinya kepada kepada Turki.

“Kita dapat surat dari pemerintah Jerman yang isinya mempertanyakan langkah pemerintah RI membeli kapal selam dari Korsel, yang menggunakan sistem teknologi yang dimiliki Jerman. Di mana, dalam surat tersebut disebutkan bahwa pihak Korsel tidak mendapat lisensi teknologi dari Jerman. Lisensinya hanya diberikan pada Turki saja,” tuturnya.

Menurut Mayjen purnawirawan TB Hasanuddin, surat dari Jerman itu memperingatkan Indonesia agar hati-hati atas kapal selam yang dibeli dari Korsel. Hal ini mengingat tidak ada jaminan lisensi dari negara pemilik teknologinya. Secara etika, semestinya Korsel harus minta ijin dulu ke Jerman. Tapi sampai saat ini, Korea Selatan belum melakukannya.

Tampaknya tidak adil jika kita hanya menyalahkan pihak Korea Selatan. Yang juga perlu dikaji, bagaimana pihak Indonesia bisa menyetujui perjanjian itu bila terbukti tidak ada transfer teknologi di dalamnya. Jika Indonesia merasa yakin ada klausal transfer teknologi, tentunya akan percaya diri untuk menggugatnya. Apakah Indonesia akan menggugat Korea Selatan ?. Tanda tandanya belum terlihat.

Kita kilas balik sedikit tentang kasus pengadaan 4 Korvet Sigma dari Belanda. Saat itu digembar gemborkan bahwa korvet Sigma bagian dari road map Korvet Nasional. Pembangunan terakhir Korvet Sigma akan dilakukan di Indonesia. Kontrak pun ditandatangani, namun semua korvet itu akhirnya di bangun di Belanda.

Apa sebenarnya yang terjadi atas kasus pengadaan kapal Selam Changbogo Korea Selatan dan Korvet Sigma Belanda tersebut ?.

Komisi Pertahanan DPR meminta Kementerian Pertahanan meninjau kembali nota kesepahaman kerja sama pembelian tiga kapal selam itu. “Jangan sampai teledor dan berujung negara merugi karena tidak maksimal mendapatkan transfer teknologi,” ujar anggota Komisi Pertahanan, Yahya Sacawiria.

Persoalan itu memang harus diselesaikan secara transparan agar tidak terulang kembali di masa depan.

Ada satu kisah menarik ketika saya berkendara sore hari di sebuah lapangan, di Mekah Arab Saudi. Saya disupiri oleh seorang warga Arab Saudi campuran Indonesia. Dia bercerita tentang lapangan yang sedang kami lalui. Lapangan yang lebih rendah satu meter dari jalan raya itu, pernah dilanda banjir dan menewaskan seorang anak. Kejadian ini membuat Raja Arab Saudi marah dan meminta dilakukan pengusutan mengapa bisa terjadi banjir. Kesimpulan dari pengusutan adalah, drainase di sekitar lapangan dan jalan raya, terlalu kecil, tidak bisa menampung debit air dan tidak sesuai dengan maket yang telah disepakati sebelumnya. Namun pembangunan drainase itu telah dilakukan puluhan tahun silam.

Apa yang terjadi…?. Raja Arab Saudi memerintahkan Polisi untuk memburu mandor dan para pekerja yang membangun drainase itu. Sebagian dari mereka sudah kakek-kakek karena membangun drainase itu puluhan tahun yang lalu. Namun mereka tetap dimasukkan ke penjara dengan hukuman yang bertingkat karena lalai dalam melakukan pekerjaannya. Kisah ini menyebar luas ke seluruh warga. Dan tentunya anda sudah bisa menduga, apa yang terjadi dengan proyek-proyek pembangunan di Arab Saudi setelah peristiwa itu. Tidak ada yang berani main-main atau teledor.

  ● JKGR  

Turkey, RI pen tank, technology deal

Turkey and Indonesia have signed agreements to jointly develop medium tanks and communication devices to forge closer cooperation, as well as to facilitate the much needed transfer of technology (ToT) for Indonesian defense companies, defense officials said on Wednesday.

The Defense Industry Policy Committee (KKIP) assistant for cooperation, Silmy Karim, said the agreements were signed during the 2013 International Defense Industry Fair (IDEF) in Istanbul.

He said that the first agreement would see cooperation between FNSS Defence Systems and state arms maker PT Pindad to design and produce a medium tank while the second agreement was between Aselsan and state electronics maker PT LEN to make communications devices.

“The cooperation with Turkey is another forward step. We will also forge cooperation with other countries,” Karim said.

“We already cooperate with South Korea,” he added. This includes the suspended KFX/IFX jet fighter program and the plan to build a submarine in Indonesia using South Korean expertise.

Karim said Law No. 16/2012 on the defense industry paved the way for cooperation with foreign countries to help improve the capabilities of domestic defense companies.

Another cooperative measure is the local production of the Chinese anti-ship missile C-705, which is in its feasibility study and reverse engineering stages.

In conjunction with the IDEF, both countries also held a bilateral meeting on defense industrial cooperation, said Defense Ministry director general for defense potential Pos Hutabarat.

“We chose Turkey because it has considerably advanced defense industries,” he told in the briefing.

Pos said that three to four years were needed to develop tanks, three to five years for missiles and 10 to 15 years for jet fighters.

Also attending the briefing was the Defense Ministry’s industry technology director Air Commodore Darlis Pangaribuan, who said the FNSS-Pindad cooperation would consist of three phases in about three years.

“The first stage will see both companies submitting proposals on cooperation required to design and jointly produce the tank,” he said, adding that funding would come from both governments.

Karim said the tank cooperation was needed to master track a propulsion system for armored vehicles, while Pindad had mastered a wheeled propulsion system.

He added the tank scheme would be similar to the CN-295 medium transport aircraft that is jointly produced by Spanish-based Airbus Military and state aircraft maker PT Dirgantara Indonesia.

“In buying weapon systems, we require not only the end products but also the ToT process,” he said.

“With the Defense Industry Law, we will get the products, taxes, job creation and technology.”

Karim said that sourcing technologies from multiple countries would not create the so-called logistical nightmare but would instead help foster independence in making weapons.

Meanwhile, Pos said Indonesia had submitted a contract amendment to Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) to allow a submarine to be built from scratch in Indonesia, instead of merely assembling parts manufactured in South Korea.

  ●  The Jakarta Post  

Jumat, 17 Mei 2013

Latgab 2013 : Pasukan Darat Gabungan Bergerak Ke Sasaran Berikutnya

Setelah berhasil menguasai sasaran pertama (GT-1) dan memukul mundur pasukan musuh, Komando Tugas Darat Gabungan (Kogasratgab) TNI melaksanakan perencanaan dan persiapan untuk merebut dan menguasai sasaran berikutnya (GT-2). Sementara itu pasukan panyerang dan pasukan perkuatan melaksanakan gerak maju ke titik berkumpul sasaran (TB SAS) di Kaliorang, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Kamis (16/5).

Pasukan bergerak dari kedudukan dengan formasi seperti serangan pertama, yaitu melalui tiga poros serangan. Yonif-509 Kostrad bergerak di poros kiri serangan diperkuat oleh Tank Scorpion Yonkav-8 Kostrad yang siap sedia untuk memberikan bantuan tembakan, bila terjadi kontak dengan pasukan musuh. Di poros tengah, bergerak pasukan Yonif-515 Kostrad yang diperkuat satu kompi Yonif Mekanis-202 Dam Jaya. Sedangkan di poros kanan, bergerak pasukan dari Yonif Linud-501 Kostrad dan pasukan dari Batalyon Marinir TNI-AL.

Untuk pasukan perkuatan, satu Baterai Yonarmed-12 Kostrad melaksanakan pemindahan stelling melalui Sling Load dua pucuk Meriam 105 mm dengan menggunakan Helly Penerbad, kemudian menempatkannya pada posisi stelling untuk memberikan bantuan tembakan saat serangan dari pasukan penyerang. Sementara itu, pasukan perkuatan lainnya, yaitu Penerbad, Arhanud dan Zipur melaksanakan kegiatan taktis serta membuat perencanaan dan persiapan untuk merebut sasaran selanjutnya.

Serangan gencar direncanakan akan dilaksanakan esok hari dalam rangka menghancurkan dan merebut kedudukan musuh yang sebelumnya berhasil di pukul mundur.

(Satgaspen Latgab TNI/ Dispenad)

  TNI AD 

Latgab 2013 : Pelabuhan Bima Direbut Kembali

 Pasukan TNI di Bima (rhakateza)
BIMA - Sebagai bagian dari skenario Latihan Gabungan TNI 2013 merebut kembali instalasi-instalasi strategis di kota Bima, Nusa Tenggara Barat, anggota pasukan marinir TNI AL mendarat senyap di Pantai Kedo, Lawata, Bima.

Sekitar pukul 01.00 WITA, Jumat (17/5/2013) dua orang perenang perintis dari Batalyon Infanteri Marinir-7 Brigif 3 Mar Lampung mendarat dengan berenang.

Ratusan meter mereka tempuh dari perahu karet yang diam-diam berada di tengah teluk. Dengan dipimpin Letkol Marinir Agus Setya Warman (Danyonif), Pendaratan Khusus (Ratsus) Amfibi di pinggiran pantai Kedo, Lawata berhasil mendaratkan sekitar 270 prajurit marinir dan 14 taifib (intai amfibi) yang semuanya menggunakan seragam kamuflase.

Tugas mereka adalah merebut Pelabuhan dan Kantor PT Pertamina Bima NTB.

Di pelabuhan, ada musuh sekitar 30 orang yang menduduki instalasi strategis itu. Mereka diperkuat MO (Mortir) 60 menduduki Pelabuhan Bima dan sekitarnya serta gudang perbekalan.

Ada juga satu peleton Gerakan Bersenjata Nusa Merdeka yang dilengkapi dua pucuk MO-60 menduduki Pertamina di Teluk Lawata Bima.

Serbuan dilaksakanan ketika matahari mulai terbit di Bima, yaitu sekitar pukul 6.00 WITA. Tembak menembak sempat terjadi. Dalam waktu setengah jam, pelabuhan sudah dikuasai.

Acara Latihan Gabungan dilanjutkan dengan serangan udara. Tiga pesawat Super Tucano menjatuhkan bom MK53 ke sasaran.

Sedianya setelah itu diadakan penerjunan pasukan Lintas Udara. Namun, karena cuaca sangat buruk, diputuskan untuk menunda penerjunan keesokan harinya. "Karena alasan cuaca yang berhubungan dengan keselamatan prajurit, penerjunan ditunda," kata Kepala Staf Umum Mabes TNI Marsdya TNI Boy Syahril Qamar selaku Direktur Latgab TNI yang sedang meninjau latihan.

  Kompas  

Kehadiran Leopard 2A4 jangan timbulkan kesalahpahaman tetangga

Jakarta - Pembelian 164 tank Leopard 2A4 dari Jerman perlu dikomunikasikan dengan baik kepada negara-negara tetangga, terutama yang memiliki perbatasan darat secara langsung dengan Indonesia, di antaranya Malaysia dan Papua Nugini.

"Komunikasi itu diperlukan agar tidak menimbulkan kecurigaan mengenai kebijakan militer," kata pakar hubungan internasional Universitas Padjadjaran, Teuku Razasyah, saat dihubungi dari Jakarta, Jumat.

"Supaya pembelian ini tidak menimbulkan rasa terancam, terutama sekali bagi Malaysia dan Papua Nugini yang memiliki perbatasan darat," katanya.

Pada sisi lain, dia menilai, sikap Jerman yang menyetujui penjualan kendaraan militer dapat diartikan sebagai sinyal positif terhadap proses demokratisasi di Indonesia yang sering disangkut-pautkan dengan pelanggaran HAM dan proses pemerintahan yang bersih.

Semula TNI AD ingin mengadakan tank-tank berat ini dari Belanda yang kelebihan arsenal militer. Akan tetapi parlemen Kerajaan Belanda tidak sepenuhnya sepakat dengan langkah pemerintahan mereka. 

Setelah melalui liku-liku perundingan, akhirnya negara produsernya, Jerman, yang malah memberi lampu hijau penjualan Leopard 2A4 ini kepada Indonesia. Pekan lalu, Kanselir Jerman, Angela Merkel, telah memberi sinyal positif kepada produsen senjata Rheinmetall AG, di Duesseldorf, Jerman, untuk menjual tank ke Indonesia.

Sejumlah kendaraan yang dipesan dari Jerman itu, sebagaimana dikutip AFP, termasuk 104 tank Leopard 2A4 dan 50 kendaraan tempur infanteri serta amunisi dan 10 kendaraan untuk medan pegunungan, pemasang jembatan dan penggusur tanah lapis baja. Seluruhnya dijual murah, hanya 3,3 juta euro saja. 

Dari sisi operasionalisasi, tank seberat hingga 70 ton itu memerlukan infrastruktur penunjang, mulai dari bengkel dan manajemen pemeliharaan hingga sarana transportasi darat yang tepat. Lazimnya pembelian arsenal militer, paket suku cadang dan asistensi hanya diberikan sekali saja untuk komponen-komponen yang tidak terlalu vital sampai masa garansi berakhir.(I029/R010)

  Antara  

7 Hercules Terjunkan Pasukan Kostrad

lanud-subMALANG – Sejumlah 450 pasukan Kostrad dari Linud 330 Jakarta yang akan diterjunkan di Bima NTB, terpaksa harus singgah di Lanud Abd Saleh terlebih dahulu. Hal ini disebabkan oleh weather yang tidak mendukung, sehingga droping pasukan direncanakan akan dilakukan besok pagi bila cuaca daerah sasaran membaik.

Operasi penerjunan pasukan ini di dukung 7 pesawat TNI AU (5 dari Skadron Udara 31 Halim Perdanakusuma dan 2 dari Skadron Udara 32 Lanud Abd Saleh) Pergerakan 7 pesawat Hercules yang akan menerjunkan 450 pasukan Kostrad tersebut dalam rangka latihan Gabungan TNI 2013 yang dipusatkan di Sangata Kalimantan dan Bima NTB. Puncak Latgab TNI 2013 yang akan digelar hari Minggu (19/5) melibatkan ribuan pasukan dari matra darat, laut dan udara.

Melihat pentingnya Latihan Gabungan tersebut maka semua unsur Pimpinan TNI darat, laut, udara, tahap demi tahap latihan selalu mengikuti perkembangan yang terjadi. Seperti halnya batalnya droping 450 pasukan Kostrad dan terpaksa harus singgah di Lanud Abd Saleh tersebut, Kas Kostrad Mayor Jenderal Harri Purdianto ikut hadir pula di home basenya prajurit Bromo Valley.

Komandan Lanud Abd Saleh, Marsma TNI Gutomo, S. IP. menyambut langsung kehadiran 450 pasukan yang dipimpin oleh Mayjen Harri P. setelah beramah tamah sejenak, Kas Kostradpun langsung menuju Divisi 2 Kostrad Malang.

Sementara personil-personil yang bertugas di Posko Latgab TNI 2013 berada di Wing 2 Lanud Abd Saleh terus aktif mengikuti pergerakan pasukan dan pesawat yang terkait dengan Latihan Gabungan TNI 2013, baik yang berpusat di Sangata.

(Pentak Lanud Abd Saleh/sir)

  Poskota  

TNI Harus Waspada dan Antisipatif

penum-subJAKARTA – TNI harus senantiasa bersikap waspada sekaligus antisipatif, agar dapat melaksanakan tugas pokok dengan sebaik-baiknya. Senantiasa siap operasional, agar setiap saat dapat digerakkan untuk mengemban tugas perbantuan, dalam rangka turut serta menjaga dan memelihara stabilitas nasional guna menjamin kesinambungan pembangunan nasional.

Demikian amanat Kasum TNI Marsekal Madya TNI Boy Syahril Qamar, S.E., yang dibacakan Kababinkum TNI Mayor Jenderal TNI S. Supriyatna, S.H., M.H., selaku Inspektur Upacara (Irup) pada upacara bendera 17-an bertempat di Lapangan Upacara Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Jum’at (17/5/2013).

Lebih lanjut Kasum TNI mengingatkan, agar disiplin, dedikasi dan loyalitas setiap prajurit TNI, harus senantiasa terawat dan terjaga.  Soliditas dan solidaritas prajurit TNI harus senantiasa optimal dan prima. Hindari kebijakan pembinaan, gaya kepemimpinan dan kegiatan administrasi, yang merugikan kesatuan atau menimbulkan kesalahpahaman sesama prajurit, agar dapat ditekan dan dihindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti terlibat dalam penjualan senjata api, narkoba dan kegiatan lain yang bertentangan dengan norma dan hukum.

Dalam upacara yang diikuti oleh segenap personil Mabes TNI tersebut, Kasum TNI  menyampaikan beberapa atensi untuk dipedomani dan dilaksanakan, sebagai berikut : Tingkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; Tingkatkan wawasan serta ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka membangun kualitas diri yang memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual dalam pelaksanaan tugas dan mensikapi dinamika kehidupan sosial;  Pegang teguh dan amalkan komitmen netralitas TNI dalam politik praktis. Pelajari, pedomani dan amalkan Instruksi Panglima TNI tentang Pedoman Netralitas TNI dalam Pemilu dan Pilkada.

Setiap perwira dan seluruh prajurit dilarang terlibat dalam kegiatan politik praktis, namun tidak boleh buta politik;  Jaga dan tingkatkan soliditas dan solidaritas, baik internal maupun antar Angkatan dan dengan Polri, sebagai pondasi terwujudnya soliditas dan solidaritas nasional. Tingkatkan semangat dan jiwa korsa yang tinggi, namun tidak picik dan sempit, terutama dalam menyikapi perbedaan pendapat atau bentuk-bentuk kesalahpahaman yang tidak perlu, baik antara sesama prajurit TNI maupun dengan anggota Polri dan masyarakat;  Amalkan secara nyata setiap butir Delapan Wajib TNI, di tengah kehidupan masyarakat yang sedang mengalami banyak cobaan.

Hormati setiap nilai kearifan lokal dimanapun para prajurit dan PNS TNI bertugas dan berada, demi semakin mantapnya kemanunggalan TNI-Rakyat, di atas semangat Bhinneka Tunggal Ika; Tingkatkan pembinaan satuan dengan mengedepankan kepemimpinan lapangan yang penuh simpati, keteladanan dan pengayoman terhadap anak buah. Cegah dan hindari segala perbuatan asusila dalam segala bentuknya serta kendalikan segala naluri primitif manusia termasuk di dalamnya kecanduan alkohol, kecanduan pornografi dan tindakan tidak patut serta melawan hukum.

Kadispenum Puspen TNI
Kolonel Cpl Ir. Minulyo Suprapto, M.Sc., M.Si, M.A.

  Poskota  

Alasan Korsel Tunda Pembuatan Pesawat Tempur dengan RI

http://1.bp.blogspot.com/-Ccz-AM2BlJA/UEiN5HeAFfI/AAAAAAAAQZI/HH97dBViywg/s1600/IFX_3.jpgJakarta - Rencana Indonesia lewat PT Dirgantara Indonesia (PT DI) bekerjasama dengan Korea Selatan untuk membuat pesawat tempur ditunda untuk sementara. Apa alasannya?

Kepala Parlemen Korsel Ahn Hong-Joon mengatakan, saat ini pemerintah Korsel sedang kesulitan mencari dana untuk proyek yang cukup mahal tersebut.

"Sekarang sebenarnya bukan pemberhentian kerjasama, tapi pemerintah Korsel lagi kesulitan sediakan dana untuk program itu, karena ini proyek sangat banyak telan dana. Kita lagi teliti dan review ulang jenis pesawat. Kita akan lebih detil untuk siapkannya (pesawat yang dikembangkan). Jadi kalau kita sudah menentukan jenisnya (pesawat tempur) pasti kita siapkan anggarannya," tutur Hong-Joon usai bertemu Kepala Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung di Menara Bank Mega, Jakarta, Kamis (16/5/2013).

Hong-Joon mengatakan, dalam waktu yang tidak lama lagi, Indonesia dan Korsel bisa bersama-sama mengembangkan pesawat tempur yang rencananya diberi nama Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX).

"Perkiraan saya tidak begitu lama. Kelihatannya bisa tahun ini," ucap Hong-Joon.

Dalam proyek ini, rencananya pemerintah Indonesia berkontribusi hanya 20%, selebihnya oleh pemerintah dan BUMN strategis Korsel. Rencananya dari proyek ini akan diproduksi pesawat tempur KFX/IFX atau F-33 yang merupakan pesawat tempur generasi 4,5 masih di bawah generasi F-35 buatan AS yang sudah mencapai generasi 5. Namun kemampuan KFX/IFX ini sudah di atas pesawat tempur F-16.

Pesawat KFX/IFX akan dibuat 250 unit, dari jumlah itu Indonesia akan mendapat 50 unit di 2020. Harga satu pesawat tempur ini sekitar US$ 70-80 juta per unit.

Sebelumnya PT DI akan terlibat dalam pengembangan dan produksi pesawat jet tempur buatan Indonesia. Pesawat itu dikembangkan atas kerja sama Kementerian Pertahanan Korea Selatan dan Indonesia, pesawat tempur KFX/IFX.

Direktur Utama Dirgantara Indonesia Budi Santoso menuturkan, untuk mengembangan pesawat yang lebih canggih dari F-16 dan di bawah F-35 ini, PT DI telah mengirimkan sebanyak 30 orang tenaga insinyur ke Korsel untuk terlibat dalam pengembangan proyek pesawat temput versi Indonesia dan Korsel.

"Baru pulang Desember (2012) 30 orang. Kami mengirim atas nama Kemenhan. Jadi 1,5 tahun tim kita ada di Korea. Kita 1,5 tahun sama-sama mendesain. Kita ada yang belajar dari Korea, dan Korea ada yang belajar dari kita (PT DI)," tutur Budi.(dnl/dnl)

  detikFinance  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...