Jumat, 15 Maret 2013

KASAL Anugerahi KPLB Kepada Seorang Prajurit Marinir

 Defile pasukan Marinir seusai Upacara Militer
Bunyi ledakan dan rentetan tembakan yang disusul meluncurnya tank-tank amfibi dan sejumlah kendaraan tempur pengangkut pasukan beralangsung di Lapangan Upacara Brigif-2 Marinir, Kesatrian Hartono, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (14/3), mewarnai awal acara pengukuhan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir, dalam suatu upacara militer.

Upacara yang dihadiri para sesepuh Korps Marinir, para mantan Komandan Korps Marinir, serta sejumlah pejabat tinggi TNI itu ditandai dengan penyematan Brevet Tri Media Intai Amfibi Korps Marinir dan Brevet Anti-Teror TNI AL di dada sebelah kanan, serta dilanjutkan dengan penyerahan baret ungu oleh Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington kepada Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio.

Brevet Intai Amfibi Marinir yang disematkan itu sebelumnya dibawa oleh para peterjun prajurit Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) dan Yon Taifib Marinir dipimpin Komandan Denjaka Kolonel Marinir Nur Alamsyah yang mendarat tepat di depan mimbar inspektur upacara. Dalam upacara itu dimeriahkan dengan demonstrasi bela diri ala Marinir, yaitu serbuan kilat, stabo, dan tembak reaksi jarak dekat dengan peluru tajam. Selain itu, juga dilaksanakan defile pasukan dan defile kendaraan tempur Korps Marinir TNI AL.

Pengangkatan dan pengukuhan Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir ini, didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain sebagai wujud penghargaan Korps Marinir kepada Pemimpin TNI AL atas kontribusi dan perhatiannya yang tulus kepada kemajuan dan perkembangan Korps Marinir. Di samping itu juga sebagai bentuk apresiasi yang tinggi atas keteladanan, jiwa, sikap, semangat, dan integritas yang telah diberikan kepada Korps Marinir TNI AL selama ini.

“Hari ini merupakan hari yang paling bersejarah dalam perjalanan karir militer saya, karena hari ini saya diangkat menjadi warga kehormatan sebuah korps yang memiliki tradisi yang besar korps yang menjadi kebanggaan bangsa dan negara yaitu Koprs Marinir. Baret Ungu yang saya kenakan ini bukanlah semata-mata hanya sebagai simbol. Pemakaian baret ini mencerminkan kualifikasi prajurit perkasa Matra Laut yang senantiasa berada di garda terdepan untuk menghancurkan musuh yang hendak merobek-robek kedaulatan dan keutuhan NKRI,” kata Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio di hadapan ribuan prajurit Korps Marinir.

Sejak berdirinya Korps Marinir TNI AL tahun 1945, Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio merupakan orang ke-30 yang menerima penganugerahan Warga Kehormatan Korps Marinir. Adapun Warga Kehormatan Korps Marinir TNI AL secara keseluruhan adalah sebagai berikut : Jenderal Besar TNI (Purn) A.H. Nasution, Laksamana TNI (Purn) Walujo Soegito, Jenderal TNI (Purn) L.B Moerdani, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, Laksamana TNI (Purn) Muhamad Arifin, Laksamana TNI (Purn) Tanto Koeswanto, Jenderal TNI (Purn) Feisal Tanjung, Laksamana TNI (Purn) Arief Koeshariadi, Jenderal US Marines C.C Krulak, Laksamana TNI (Purn) Widodo A.S., Laksamana TNI (Purn) Achmad Sutjipto, Laksamana TNI (Purn) Indroko S., Jenderal TNI (Purn) Endriartono S., Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh, Sultan Brunei Darussalam Hasanal Bolkiah, Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebianto, Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto, Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso, LaksamanaTNI (Purn) Sumardjono, Letjen ROK Marines Lee Sang-Roh, Presiden RI Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno, S.H., Jenderal US Marines James T. Conway, Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., Laksamana TNI Soeparno, Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro, Jenderal Polisi Timor Pradopo, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, Marsekal TNI Imam Sufaat, dan Laksamana TNI Dr. Marsetio.

Upacara parade dan defile ini melibatkan lebih dari 5.000 prajurit Korps Marinir, terdiri dari: 6 Brigade upacara, satu Peleton Korps Musik, satu Kelompok Bendera, dan satu Kompi Pasus, dipimpin Komandan Upacara Brigjen TNI (Mar) Siswoyo H.S. yang sehari-hari menjabat Komandan Pasmar-1. Melatarbelakangi pasukan upacara, berbagai macam material tempur Korps Marinir TNI Angkatan Laut, antara lain: 10 unit Tank Pt 76, 14 unit BTR 50, 4 unit Kapa, 4 unit Howitzer 122 mm, 4 unit Meriam 57mm 2 unit Rm-70 Grad, 4 unit Liaz, 4 unit Unimog.

Sementara material tempur lainnya yang terlibat dalam defile antara lain: 3 kendaraan (ran) motor kawal, 2 unit ran khusus, 2 unit ran Rubicon, 3 unit ran mobil kawal: 16 unit ran KIA, 1 unit ran bengkel, 7 unit ambulance, 1 unit ran Komob, 9 unit ran REO, 7 unit ran LIAZ, 2 unit Sub Screamer, 3 unit Sea Raider, 6 unit BVP–2, 3 unit RM-70 Grad, 6 unit Tank PT 76 M, 9 unit BMP 3 F, 4 unit Unimog+How 105 mm, 2 unit Unimog+How 122 mm, 6 unit Kapa K–61, 9 unit BTR 50 P(M), 2 unit Opleger Tatra, 9 unit Hino, dan 12 unit Ford Ranger.

Setelah resmi menjadi Warga Kehormatan Korps Marinir, Kasal pun menganugerahkan kenaikan pangkat luar biasa satu tingkat lebih tinggi, dari Koptu Marinir menjadi Kopka Marinir Eko Yulianto anggota Puskodal Markas Komando Korps Marinir atas keberanian dan kesuksesannya dalam menggagalkan aksi perampokan sepeda motor di Perum Bekasi Timur Regency Blok C3, Kel. Cimuning, Kec. Mustika Jaya, Bekasi, Jumat 1 Februari lalu.

Penganugerahan Pangkat Luar Biasa kepada Kopka Mar Eko Yulianto karena yang bersangkutan merupakan sosok prajurit yang ksatria, pemberani, cerdas, dan tangkas, serta mempunyai jiwa dan naluri kesetiakawanan sosial yang tinggi guna menggagalkan aksi perampokan sepeda motor milik seorang ibu oleh kawanan penjahat bersenjata api. Meski penjahat bersenjata api, namun dengan naluri yang tinggi sebagai prajurit Korps Marinir, Kopka Marinir Eko Yulianto spontan mengejar pelaku perampokan dengan sepeda motornya hingga sejauh sekitar 2 (dua) km.

Mengetahui pelaku perampokan tengah dikejar seseorang, maka pelaku mengeluarkan dua kali tembakan. Tembakan pertama meleset, dan tembakan kedua menyerempet paha kiri belakang Koptu (sekarang Kopka) Marinir Eko Yulianto. Kendati keadaan luka, Kopka Marinir Eko Yulianto tetap mengejar dan berteriak “rampok” sehingga mengundang warga lain untuk membantu. Melihat banyaknya warga yang turut mengejar, maka pelaku meninggalkan sepeda motor curian dan melarikan diri dengan rekannya yang juga mengendarai sepeda motor.

Demikian berita Dinas Penerangan Angkatan laut.

  ● TNI A   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...