Minggu, 24 Februari 2013

11 Jenazah Korban Penembakan Papua Berhasil Diangkut Heli

11 Jenazah Korban Penembakan Papua Berhasil Diangkut Heli
Ilustrasi
JAKARTA | Sebanyak 11 jenazah korban penembakan Papua akhirnya berhasil dipindahkan dari lokasi baku tembak, pada Minggu (24/2/2013) pukul 09.00 WIT. Saat melakukan pengambilan jenazah, aparat sempat terlibat kontak senjata dengan kelompok bersenjata di wilayah itu.

Kasubdis Dispenad Kolonel Zaenal M menjelaskan proses pengambilan 11 jenazah menggunakan dua helikopter. Dari 11 jenazah, sebanyak 7 jenazah anggota TNI AD dan 4 jenazah masyarakat sipil. "Dalam proses evakuasi tersebut sebelumnya terjadi kontak tembak," ucap Zaenal dalam pesan singkat yang diterima Kompas.com, Minggu siang.

Setelah diangkut heli, seluruh jenazah diberangkatkan ke Jayapura pada pukul 11.00 WIT. Jenazah anggota TNI AD dan masyarakat sipil tersebut selanjutnya disemayamkan di Yonif 751/Raider Sentani untuk dilaksanakan otopsi dan upacara militer penerimaan jenazah.

Dengan berhasilnya pengangkutan 11 jenazah itu, artinya seluruh korban tewas penembakan di Tingginambut dan Sinak sudah dipindahkan. Sebelumnya, aparat keamanan sudah berhasil mengangkut terlebih dulu Pratu Wahyu Prabowo.

Sebanyak 11 jenazah yang hari ini diangkut yakni:
  1. Sertu Ramadhan
  2. Sertu M Udin
  3. Sertu Frans
  4. Pratu Mustofa
  5. Pratu Edy
  6. Praka Jojo
  7. Praka Idris
  8. Yohanis (sipil)
  9. Uli (sipil)
  10. Markus (sipil)
  11. Rudi (sipil)
Sebelumnya, delapan anggota TNI dan empat warga sipil dinyatakan tewas ditembak di Papua. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menduga kuat, kelompok separatis bertanggung jawab atas penembakan itu.

Penembakan terjadi pada Kamis (21/2/2013) di Tingginambut Puncak Jaya dan Sinak Puncak Jaya, Papua. Pelaku di Puncak Jaya diduga adalah kelompok Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) pimpinan Goliath Tabuni. Sementara penembakan yang terjadi di Distrik Sinak diduga adalah kelompok bersenjata pimpinan Murib.

Evakuasi Terlambat, TNI Minta Maaf

Proses pemulangan tujuh anggota TNI yang gugur akibat penyerangan kelompok bersenjata pada Kamis (24/2) di Papua sudah memasuki tahap akhir.

Para jenazah berhasil dievakuasi dari Sinak, Kabupaten Puncak Jaya dan tiba di Jayapura Ahad (24/2) pagi. Setelah prosesi pelepasan dilakukan, seluruh jenazah akan segera diberangkatkan dari Jayapura, Papua.

Mereka menuju sejumlah alamat  hari ini. TNI pun meminta maaf kepada keluarga korban atas lamanya proses evakuasi.

Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengatakan, jarak waktu antara hari pemulangan dengan saat peristiwa terjadi memang terpaut cukup lama. Menurut dia, hal tersebut terjadi bukan tanpa alasan.

Cuaca yang sempat ekstrim dan cepat berubah membuat proses evakuasi dari lokasi kejadi, Sinak Kabupaten Puncak Jaya sempat terhambat.

“Namun semua sudah berhasil teratasi. Hari ini cuaca sangat mendukung, pukul 08.55 WIT jenazah anggota sudah sampai di Sentani untuk diberangkatkan ke Jayapura,” ujar dia saat dihubungi Republika Ahad (24/2).

Iskandar berujar, atas tertundanya waktu evakuasi ini, TNI meminta maaf kepada seluruh keluarga korban yang telah menunggu jenazah pasukan gugur ini pulang.

Dia mengatakan, TNI sangat peduli dengan kecemasan keluarga korban yang menunggu kejelasan kepulangan para jenazah. Namun diakuinya, kondisi cuaca di Papua yang amat tak menentu sangat merepotkan pasukan pengevakuasi.

Oleh karena itu, TNI berjanji akan segera memberangkatkan tujuh pasukannya yang gugur ini ke rumah masing-masing hari ini.

“Untuk keluarga korban dari warga sipil juga kami minta maaf. Cuaca memang sempat menjadi kendala, tapi sekarang sudah mulai bersahabat, semaksimal mungkin kami upayakan semua selesai hari ini,” kata dia.

Polri-TNI Buru Pelaku Penembakan di Papua

Aparat keamanan masih memburu kelompok bersenjata yang menyebabkan delapan anggota TNI gugur dan empat warga sipil tewas pada Kamis (21/2) kemarin di Papua.

Polri dibantu TNI setempat kini menjalani misi bersama mengejar para pelaku penembakan. Misi mereka ini mendapat sokongan kekuatan dari seratus anggota Brimob yang dikirim dari Mako Brimob Polda Papua.

Menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes I Gede Sumesta, seluruh pasukan pengemban misi tersebut berada di bawah komando Direktorat Reksrim Polda Papua.

"Tim investigasi telah dibentuk dari gabungan TNI dan Pori. Tugas pokok penindakannya adalah melakukan pengejaran dan penangkapan para pelaku," ujar dia saat dihubungi Republika, Ahad (24/2) dari Jakarta.

Dia menambahkan, upaya penyisiran terus dilakukan di sekitar lokasi dengan menyasar hingga ke daerah yang dicurigai sebagai tempat persembunyian pelaku. "Kami masih menyelidiki di lapangan, perkembangannya segera akan diiformasikan lebih lanjut," kata dia.

Dihubungi terpisah, Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul menyampaikan, fokus misi ini sendiri dilakukan lebih oleh Kepolisian. "Militer akan membantu upaya pencarian dengan back up pasukan," kata dia kepada Republika, Ahad (24/2).

Iskandar mengatakan, militer akan melakukan pergerakan sendiri dengan operasi indpenden apabila mendapat perintah. "Sampai saat ini perintah operasi militer khusus belum diberikan. Kami masih menunggu instruksi dari Presiden dan Panglima TNI sebagai komando tertinggi. Untuk sekarang kami percayakan pada kepolisian karena ada ini kasus traffic civil," papar dia.

Sebelumnya, Papua didera dua peristiwa penembakan di hari yang sama dengan jam dan lokasi yang berbeda pada Kamis (21/2). Delapan anggota TNI dan empat warga setempat tewas dalam penembakan yang dilakukan sekelompok orang tak dikenal di Papua.

Peristiwa pertama terjadi pada pukul 09.30 WIT di distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya tak jauh dari pos TNI, satu anggota militer gugur di sini. Lalu yang kedua, terjadi pukul 10.30 WIT di ruas jalan Sinak menuju Nabire saat sepuluh anggot TNI menuju Nabire, tujuh gugur dalam peristiwa tersebut.

Para korban aksi tidak bertanggung jawab ini sendiri sudah berhasil dievakuasi oleh tim gabungan TNI dan Polri pada Ahad pagi dari dua lokasi kejadian tersebut.

  ● Kompas | Republika  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...